Rabu, 06 Februari 2013

Menikmati Bandung Tanpa 'Factory Outlet'


Bandung sudah identik dengan tujuan wisata belanja baju, tas, sepatu serta aksesori murah. Bila Anda, seperti saya, ingin mencoba sesuatu yang lain dari Bandung — misalnya keindahan alam sekaligus keindahan budaya Sunda, berikut ini beberapa rekomendasi:

Rumah Stroberi
Terhampar di pegunungan Lembang yang masih hijau berudara sejuk, Rumah Stroberi adalah salah satu dari beberapa kebun stroberi yang menarik dikunjungi. Ketika saya mengintip tempat ini (setelah mengunjungi kebun lain namun sudah kehabisan), stroberi mereka mulai bertumbuhan. Perburuan stroberi saya pun membuahkan hasil.

Stroberi yang baru tumbuh.

Pengunjung harus membayar paket makan siang dan stroberi 600 gram seharga Rp120 ribu. Paket makan siangnya berupa nasi liwet untuk empat orang. Jika 600 gram stroberi terlalu sedikit buat Anda, silakan petik lebih tetapi ada biaya tambahan Rp2500 per ons. Saung dan meja lesehan di situ membuat saya dan teman semakin nyaman menikmati suasana.

Pose di depan Rumah Stroberi.

Rumah Stroberi
Jl. Cigugurgirang 145 Parongpong
Telp 022-91144247

The Valley
Dari Rumah Stoberi, saya menuju kawasan Dago Pakar untuk menikmati lanskap Bandung dari atas, sekaligus makan siang. Di kawasan ini terdapat banyak restoran yang posisinya sengaja menghadap lanskap Bandung — dan menawarkan pemandangan sungguh cantik bila kita datang pada malam hari.

Bandung dari Dago Atas

Saya memilih The Valley, salah satu restoran di Dago Pakar, dan menyantap gurame goreng, sambal tempe, dan karedok. Semilir angin gunung menambah kelezatan makanan khas Sunda ini.

The Valley
Jl. Lembah Pakar Timur 28 Dago Bandung.
Telp 022-2531052

Saung Angklung Udjo
Selepas makan, kami beranjak ke Saung Angklung Udjo untuk menikmati permainan angklung. Dengan motto alam dan kebudayaan dalam harmoni, suguhan berbagai pertunjukan kesenian (mulai dari pertunjukan wayang golek, tarian tradisional, permainan berbagai instrumen yang terbuat dari bambu termasuk angklung) memang jadi pilihan tepat.

Kursus kilat Angklung seluruh penonton.

Harga tiket untuk pertunjukan berdurasi 90 menit ini juga tidak terlalu mahal. Untuk penonton pribumi, di hari biasa, bukan akhir pekan Rp60 ribu. Sedangkan untuk orang asing, Rp100 ribu.

Angklung mini sebagai suvenir.

Yang agak bikin miris, dua pertiga penonton pertunjukan bambu Saung Angklung Udjo adalah warga asing. Padahal Saung Angklung Udjo sudah melanglang buana ke berbagai negara untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia ini. Tapi di negara sendiri, sedikit sekali warga yang rela mengapresiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar