Minggu, 16 Desember 2012

Jogjakarta: Never Ending….


Perjalanan kembali ke rumah asal selalu menerbitkan kerinduan serta keindahan. Sebuah perjalanan untuk kembali menengok akar muasal diri ini berada. Suatu hal yang tidak akan bisa dilupakan. Mengenal kembali masa lalu bukan hanya semata untuk bernostalgia,namun juga untuk lebih menguatkan diri akan sebenarnya arti maupun makna dari jati diri manusia.
Perjalanan yang dapat memberikan semangat baru dalam mengarungi kehidupan yang hingar-bingar dengan segala pasang-surut yang ada. Inilah moment-moment kehidupan dalam bercengkrama dengan lingkungan asal. Silaturahmi yang dijaga akan membuahkan ikatan yang indah,namun tanpa adalah pemaksaan kehendak diri.
Perayaan Sekaten
1355684715585639032 Perayaan Sekaten merupakan sebuah agenda rutin yang diadakan setiap tahun. Tema yang diangkat kali ini adalah “Harmoni Religi Budaya dan Ekonomi untuk Jogja Istimewa”,yang akan berlangsung pada tanggal 21 Desember 2012-24 Januari 2013.
Selain sebagai sarana untuk interaksi warga masyarakat dalam sektor ekonomi,budaya maupun religi. Perayaan Sekaten juga merupakan daya tarik bagi sektor pariwisata di Jogjakarta.
Sebuah sinergi yang menarik antara sisi duniawi dengan sisi rohani manusia yang diharapkan akan dapat menjadikan masyarakat menjadi lebih baik, harmoni serta tertib.Inilah sebuah tradisi budaya leluhur yang dapat menjaga dan menjadi benteng sosial bagi maraknya atribut-atribut asing yang tidak bisa ditolak lagi keberadaannya dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini.
Sebuah pergerakan budaya yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi semata,namun juga dapat menumbuhkan potensi-potensi seni yang seringkali tidak dapat menampilkan performanya karena kurangnya ruang-ruang publik yang menunjang.
Pesanggrahan Tamansari
Mengunjungi Jogjakarta mesti melihat peninggalan para leluhur Raja-raja Mataram yang telah tersohor akan kepiawaian dalam menciptakan keindahan,baik itu seni tari,seni arsitektur maupun seni tradisinya. Pesanggrahan Tamansari adalah salah satu dari sekian keunikan yang tersaji di Kota Gudeg ini. Pesanggrahan yang berada di daerah Ngasem ini merupakan Pesanggrahan bagi Raja-raja Mataram untuk beristirahat dan bercengkrama dengan segala rupa kebersamaan dan keindahannya.
1355686006484311219
Menikmati kejernihan air serta kebersihan juga keindahan yang ada, kita dibawa pada sebuah memory tentang segala rupa cerita masa lalu yang saling silang dengan segala rupa-rupanya. Peninggalan masa lalu yang masih terawat membuat kita menjadi tetapeling tentang tradisi yang ada.
13556864261487264011
Menyusuri jalan di bawah tanah di Pesanggrahan ini juga merupakan suatu hal yang mengasyikkan dan menyenangkan. Sebuah perjalanan melihat jejak kehidupan yang dulu pernah ada dan menjadi suatu hal yang kadang kala seperti sebuah misteri.
1355686673749555199
Demikianlah,sebuah tempat yang menyisakan sebuah kenangan akan keindahan dan misteri didalamnya.
Masjid Soko Tunggal
Masjid Soko Tunggal adalah sebuah masjid yang masih berada dalam komplek Pesanggrahan Tamansari. Masjid dengan gaya model Joglo ini diresmikan pada hari Rabu Pon,tanggal 28 Februari 1973 oleh Sri Sultan Hamenkubuwono IX dan selesai dibangun pada hari Jumat Pon tanggal 21 Rajab tahun Be,sinengkalan ” Hanembah Trus Gunaning Janmo” 1392 H atau September,sinengkalan ” Nayono Resi Anggotro Gusti ” 1972 M.
1355687369639578233Disebut Masij Soko Tunggal karena tiang penyangga utama didalam masjidnya hanya ada satu tiang kayu besar dengan ukirannya yang indah dan berkelas.
Sayangnya karena adanya larangan untuk menyalakan alat komunikasi, maka tiang penyangga yang indah tersebut tidak bisa diabadikan.
Memasuki masjid yang bersih dan sepi itu,kita diajak untuk sejenak bertafakur,mengheningkan diri dengan mata terpejam. Kedamaian dan ketenangan yang ada membawa dalam rasa syukur atas sebuah kesempatan dan anugerah yang indah untuk merasakan aura kedamaian yang ada.
Sejenak menarik diri dari hal luaran untuk memasuki keheningan diri yang ada. Tak pelak ini menegaskan tentang makna sejati sebuah rumah ibadah. Sebuat tempat yang suci dimana manusia dapat meraskan kedamaian dan keindahan, juga kemaha rahiman Dia Sang Maha Pencipta
Moseum Sanabudaya
Moseum ini jangan dilewatkan. Banyak peninggalan bersejarah yang ada di moseum ini, yang merupakan jejak-jejak peradaban Nusantara yang saling berkesinambungan dari masa prasejarah,sampai dengan  masa kini. Sebuah jejak tentang tinggi peradaban manusia Nusantara ini.
1355688285803990211Pengenalan peninggalan masa lalu akan membawa kita pada rasa bangga. Semangat yang sekarang ini mulai memudar tergerus oleh budaya bangsa lain.
Adalah bagus mempelajari budaya asing,namun hendaknya budaya sendiri jangan ditinggalkan,bahkan dibiarkan terbengkalai tidak diurus. Ini akan menjadi suatu hal yang kurang bijaksana dan tidak tepat bagi pembentukan karakter dan watak anak-anak bangsa.
Dengan retribusi masuk yang relatif murah meriah,hanya Rp.3000,- saja,kita dapat belajar mengenal sejarah dan peradaban Nusantara,juga masuknya Islam di Nusantara. Dengan segala pernak-pernik masa lampau yang terpajang dietalase kaca. Sebuah pembelajaran yang penting bagi kehidupan anak-anak bangsa ini.
Ketika karakter dan watak yang sesuai dengan alam yang terkembang dimana kita bertumbuh ini,maka  akar yang tertancap di buminya Indonesia merupakan sebuah kekuatan yang maha dahsyat untuk menunjang kemandirian serta munculnya kebijaksanan yang diambil dari ajaran leluhur Nusantara ini.
Sebuah perjalanan singkat menengok ke rumah asal yang sering terlupakan ini membawa kita pada sebuah kemantapan akan sebuah perubahan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara yang tetap mengakar pada ajaran-ajaran luhur masa lalu. Inilah pondasi utama manusia Nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar